Untuk itu saya menyediakan kartu ucapan selamat hari raya idul fitri tahun 2020 atau 1441 H.
Sunday, May 10, 2020
Ucapan selamat hari raya idul fitri 2020 atau 1441 H
Hari raya idul fitri dirayakan oleh umat Islam khususnya yang bertepatan pada bulan Syawal, dengan cara saling meminta maaf kepada orang-orang sekitar, meminta maaf dengan datang langsung dengan yang dituju atau hanya lewat ucapan di medsos, bisa berupa tulisan, video, ataupun gambar.
Untuk itu saya menyediakan kartu ucapan selamat hari raya idul fitri tahun 2020 atau 1441 H.
Untuk itu saya menyediakan kartu ucapan selamat hari raya idul fitri tahun 2020 atau 1441 H.
Friday, March 13, 2020
SKL (Studi Kenal Lingkungan) MTs Salafiyah Syafi'iyah Seblak Jombang 2019
Kegiatan ini adalah acara tahunan yang dilaksanakan oleh MTs Salafiyah Syafi'iyah Seblak Jombang, biasanya dilaksanakan setelah ujian tengah semester ganjil, acara ini berlangsung diluar sekolah.
Berikut ini ada beberapa foto kegiatan SKL.
Jika ingin melihat videonya silahkan kunjungi di
Berikut ini ada beberapa foto kegiatan SKL.
Jika ingin melihat videonya silahkan kunjungi di
Teori-Teori Fodor-Katz
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Bidang
semantik merupakan bidang kajian linguistik yang paling sukar. Apabila mengkaji
makna, kita juga harus melihat aspek kebudayaan, konteks, psikologi penutur,
alam pemikirannya, hubungan sosial penutur dan pendengar, tajuk dan
perbincangan. Pada awal abad ke-20 para pengkaji hanya berminat kepada aspek
perubahan makna, pengelasan makna dan sebab-sebab berlakunya perubahan makna
sesuatu perkataan. Semantik juga selanjutnya telah dijadikan
sebagai dasar untuk penguraian bahasa.
Pada tahun 1930-an, kajian semantik
hanya tertumpu kepada semantik uraian. Pada pertengahan dan akhir abad ke-20,
bidang semantik semakin populer dengan lahirnya golongan linguistik
transformasi. Semantik dianggap sama pentingnya dengan kajian terhadap struktur
bahasa. Banyak teori tentang timbulnya bahasa dan bagaimana bahasa tersebut
berhubungan dengan makna telah dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa. Teori yang
utama ialah teori imejan, teori behaviorisme, teori analisis komponen dan teori
logik simbolik. Selain Noam Chomsky, fodor dan kazt yang kemudian juga
mengajukan beberapa teori tentang semantic jauh sebelum itu.
Dari
beberapa teori semantic yang dikenal, salah satunya adalah teori semantic yang
dikemukakan fodor dan kazt yang dikenal dengan teori Katz-Fodor. Dalam makalah
yang sederhana ini, pemakalah berusaha membahas tentang teori dari Fodor dan
katz atas sumbangsihnya terhadap kajian ilmu semantic.
Dalam
makalah ini, penulis akan menjelaskan seputar masalah teori Katz dan Fodor dan
sumbangsihnya terhadap semantic.
Berdasarkan latar belakang
masalah yang sudah diuraikan maka penulis merumuskan permasalahan, yaitu “bagaimana
teori Katz dan Fodor beserta aplikasinya dalam semantik”. Yang menjadi batasan
masalah dalam makalah ini adalah : a) Bagaimana teori Katz-Fodor itu?, b) Bagaimana
penerapan teori Katz-Fodor dalam semantik?
BAB II
PEMBAHASAN
- Biografi Fodor-Katz
Jerry Alan Fodor (lahir 1935) adalah seorang filsuf Amerika dan
ilmuwan kognitif. Dia menjabat sebagai Profesor Filsafat negara bagian New
Jersey di Universitas Rutgers dan penulis memiliki banyak karya di bidang
filsafat pikiran dan ilmu kognitif, di mana ia telah meletakkan dasar untuk
'modularitas pikiran' dan hipotesis 'bahasa pemikiran', diantara ide-ide
lainnya. Dia dikenal karena gaya provokatif dan gaya diskusi sengit.[1]
Jerrold J. Katz (1932, Washington, DC - 7 Februari 2002, New York)
adalah seorang filsuf Amerika dan ahli bahasa. Setelah menerima gelar
PhD dalam bidang filsafat dari Universitas Princeton pada tahun 1960, Katz
menjadi Research Associate di Linguistik di Massachusetts Institute of
Technology pada tahun 1961. Dia diangkat Asisten Profesor Filsafat di sana pada
1963, dan menjadi Profesor pada tahun 1969. Dari tahun 1975 sampai kematiannya,
ia adalah Distinguished Profesor Filsafat dan Linguistik di Universitas Kota
New York.[2]
- Gambaran Umum Teori Fodor-Katz
Teori katz-fodor ini bersal dari
nama penggagasnya yaitu J.J. Katz dan J.A. Fodor (Jerrol Katz dan Jerry Fodor,
selanjutnya dikenal dengan Katz-Fodor) yang terkenal dengan karya meraka yaitu
“The Structure of Semantic Theory”, yang pertama kali dipublikasikan
pada tahun 1963.
Teori Fodor-Katz disusun dalam
kerangka tata bahasa generative Chomski, teori ini menjadi teori pertama dari
semantic yang diusulkan dan teori ini telah memainkan sebuah bagian yang
penting dalam mengembangkan apa yang disebut teori standar dari perubahan
ketata bahasaan, dimana Chomski telah menggarisbesarkan pada “Aspect of the
Theory of Syntac” (aspek-aspek dari teori sintaksis), dia (Chomski) melihat
kepada lebih dari titik pandang yang umum, teori katz-fodor bisa dilihat
sebagai sebuah usaha dalam memberikan pengaruh kepada prinsip komposisi.
Dalam karyanya itu, dia menyebutkan
bahwa semantic merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua komponen
lain adalah sintaksis dan fonologi) ; dan arti kalimat sangat ditentukan oleh komponen
semantic.[3]
Akan tetapi dari buku sebelumnya (Sintactic Structure) dia tidak
menyinggung-nyinggung masalah semantic. Yang mana dalam buku chomski yang
pertama dikenal dengan semantic generative dan interpretif meskipun secara
potensial menyesatkan dan tidak banyak menunjukkan cara mempelajari semantic
mengenai cara menghubungkan semantic dengan sintaksis.[4]
Semantic dan sintaksis keduanya berkembang dari tata bahasa transformasional
klasik pada tahun 1965.[5]
Asumsi dari karya Chomski yang
pertama (syntactic Structure) adalah bahwa kaidah sintaksis bekerja
dalam keadaan sama sekali bebas dari makna, fungsinya adalah untuk mendorong
atau menetapkan kaidah kalimat-kalimat gramatikal dari suatu bahasa dan member
struktur yang benar bagi kalimat-kalimat ini.[6]
Pada tahun 1963 (dalam buku semantic yang lain menyebut pada tahun 1968) Katz
dan Fodor yang keduanya banyak menerima pengaruh dari Jacobson, Halle, dan
Chomsky mencoba membentuk sifat dasar dari komponen semantic model Chomsky dan
membentuk sebuah karya mereka yang terkenal yaitu “The Structure of A
Semantic Theory”, sebagai penyempurna dari karya Chomsky. Perlu diingat
bahwa pendekatan pada semantic didalam tata bahasa transformasional masih
selalu lewat sintaksis, bahwa kalimat suatu kalimat dilihat secara sintaksis
sebagai tersusun atas dua tingkatan uatama, yaitu tingkat struktur dalam dan
struktur luar (akan penulis jelaskan dibawah ini).
- Teori – Teori Fodor-Katz
1.
Teknik
Analisi Ciri Pembeda (distinctice-features)
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
Katz dan Fodor yang banyak menerima pengaruh dari Jacobson, Halle, dan Chomsky,
yang mena teori meraka ialah menggunakan teknik analisis ciri pembeda oleh
Chomsky (distinctice-features) dari Roman Jacobson dan Morris Halle
(linguis aliran Praha) utnuk membedakan ciri-ciri Lexical Item dalam daftar
leksikonnya.
Teori ini menggunakan fitur yang ditandai dengan (+)
dan (-) untuk menandakan ada atau tiada fitur pada perkataan itu. Selain itu
teori ini juga mencoba menguraikan makna secara detail dan memasukkan unsure
yang bertentangan. Penguraian makna
berdasarkan teori analisis komponen memerlukan proses yang berkepanjangan dan
berhubungan erat antara yang satu dengan yang lain.
Misalnya
leksem/kata boy diberi ciri (+ Nomina, + Insan, + Terhitung, + Konkret,
+ Bernyawa), Dog diberi ciri (+ Nomina, - Insan, + Terhitung, + Konkret,
+ Bernyawa), Chair diberi ciri (+ Nomina, - Insan, - Terhitung, +
Konkret, - Bernyawa), dan kata culture diberi ciri (+ Nomina, - Insan, -
Terhitung, - Konkret, - Bernyawa). Tanda + berarti memiliki ciri tersebut dan
tanda – berarti tidak memiliki ciri itu.[7]
Dari contoh dan penanda tadi bisa kita
cermati bahwa mereka membedakan penanda gramatikal (grammatical-markers)
seperti (+ nomina dan + Verba) dari penanda semantic (semantic makers)
seperti (+ Insan, + laki-laki, + Dewasa). Disini tedapat perbedaan antara
Katz-Fodor dengan Chomsky, katz dan fodor menganggap ciri-ciri tertentu seperti
(+ terhitung dan + laki-laki) sebagai ciri semantic sedangkan Chomsky
menyebutnya ciri sintaksis.
Dalam
contoh
teori diatas Fodor-Katz membagi konsepnya menjadi dua, yaitu: penunjuk
semantic dan pembeda semantic. Perhatikan Contoh ini, warna yang ada pada
bendera itu adalah kuning, merah, biru dan putih.
a. Penunjuk Semantiknya adalah warna
b. Pembeda Semantiknya adalah kuning, merah,
biru dan putih
Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa warna merupakan kata yang umum atau universal
dan kuning, merah, biru, putih merupakan kata bagian.
2.
Analisis
ciri komponensial (componential analysis)
Teori
analisis komponen adalah teori yang perbaharui oleh Katz dan Fodor (1963). Teori
analisis komponen merupakan teori yang berdasarkan pada kaedah yang digunakan
oleh ahli antropologi dalam menentukan hubungan kekeluargaan. Sedangkan
analisis komponen sendiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menganalisis makna dan hubungan yang terdapat pada suatu kata dengan kata yang
lain.
Analisis semantic lain mengenai kosakata
yang mirip dengan analisis ciri pembeda tadi adalah analisis ciri komponensial
(componential analysis). Analisis komponen ini sebenarnya berkembang
terlepas dari tatabahasa transformasi. Analisis ini mula-mula digunakan oleh
para antropolog dalam tahun 50-an untuk menjelaskan system hubungan
kekerabatan.
Menurut analisis ini setiap kata dapat
diterangkan secara semantic, berdasarkan sejumlah komponen atau ciri-ciri
pembedanya seperti dalam analisis ciri pembeda. Hanya bedanya kalau analisis
pembeda dari Katz dan Fodor selalu menggunakan cara atau taksonomi biner (yaitu
memiliki suatu ciri atau tidak, positif atau negative), sedangkan analisis
komponensial selain menggunakan taksonomi biner, mungkin juga menggunakan ciri
pembeda lebih dari dua.
Untuk menganalisis ciri-ciri kata benda
analisis komponen ini tidak mempunyai maslah, tetapi untuk menganalisis kata
kerja analisis komponen ini tidak praktis, Dixon dalam bukunya Method of
Semantic Description mengatakan untuk menganalisis kata kerja itu
diperlukan komponen-komponen yang lebih banyak dari kata-katanya. Oleh karena
itu sebagai gantinya Dixon mengusulkan agar kita mendefinisikan saja dulu
segolongan kata kerja ini (main Verb) berdasarkan jumlah komponen dasar.
Baru kemudian mendefinisikan sisa kata kerja lainnya dengan memakai kata kerja
inti itu.
3.
The
Standard Theory of Transformational Grammar
Dari
teori generatif Chomsky, bahwa kalimat dilihat secara sintaksis yang tersusun
atas dua tingkatan utama, yaitu tingkat struktur dalam (deep structure)
dan struktur permukaan (surface structure). Menurut Chomsky yang sejalan
dengan pandangan rasionalis, menjelaskan teorinya bahwa bahasa-bahasa yang ada
didunia ini adalah sama (karena di dasari oleh satu sistem yang universal)
hanya pada tingkat dalamnya saja yang disebut struktur dalam (Deep
Structure). Sedangkan pada tingkat luar atau struktur luar (Surface
Structure) bahasa-bahasa itu berbeda-beda.
Pada
tingkat dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yang mengatur
prose-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja. Apa yang
oleh Chomsky disebut inti proses generative bahasa (aspek kreatif) yang
terletak pada tingkat dalam ini. Inti proses generative inilah yang merupakan
alat semantik untuk menciptakan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas
jumlahnya dan dinamai tatabahasa generative>
Silakan lihat struktur berikut :

(Kaidah
proyeksi)


(kaidah
transformasi)

(kaidah
fonologis)
Iterpretasi Fonetik
Diantara yang dikemukakan oleh teori klasik adalah :
a)
Bahwa struktur permukaan sintaksis adalah satu-satunya tingkat sintaksis
yang relevan dengan ketentuan interpretasi fonetik.
b)
Bahwa struktur dalam sintaksis adalah satu-satunya tingkat sintaksis
yang relevan dengan interpretasi
Jadi,
kesimpulan dari toeri standar dari grammar transformasi adalah, setiap kalimat
mempunyai dua tingkatan dari struktur sintak, dua tingkatan ini disebut dengan deep
structure dan surface structure.
Pada
prinsipnya, makna adalah interpretasi dari isi propositional, dengan arti kata
bahwa setiap dua atau lebih kalimat mempunyai persamaan dari struktur dalamnya
maka akan mempunyai persamaan makna. Seperti contoh :
Korespondensi
antara kalimat aktif dan pasif :
“the dog bit the postman” (anjing menggigit pak pos)
“The postman was bitten by dog” (pak pos digigit oleh anjing)
Ternyata
kalimat ini setelah dianaisis mempunyai persamaan dari segi struktur dalam.
Perhatikan bagan berikut :






Det N
Verb NP




![]() |



bite the postman
Dalam
teori Katz-Fodor terdapat aturan komponen semantic yang biasa disebut projection
rules, yang tujuan utamanya adalah :
a)
Untuk membedakan kalimat yang penuh denagn arti dengan kalimat yang
tidak berarti.
b)
Untuk memberikan makna kepada setiap kata yang mempunyai arti, atau
semantic yang memiliki bentuk yang baik.
Secara
mekanis, ada teori Katz-Fodor yang tidak bisa diterima, yaitu seleksi pembatasa
makna (selection restriction), mereka mengatakan bahwa sepasang kata
lexem bisa dikombinasikan dengan kata yang bermakna lain dalam berbagai macam
kontruksi gramatikal. Seperti contoh, mereka bisa mengatakan bahwa kata sifat “buxom”
(montok) bisa di batasi dengan kata benda seperti “girl, woman, lass”
(perempuan, wanita, gadis) dan lain-lain, tetapi kata sifat tadi tidak bisa
masuk pada kata benda “boy, man, lad” (laki-laki, pria, anak laki-laki)
dan lain-lain. Akan tetapi kata “sleep” (tidur) bisa digunakan dengan
kata benda seperti “boy, girl, cat” dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Teori katz-fodor ini bersal dari
nama penggagasnya yaitu J.J. Katz dan J.A. Fodor (Jerrol Katz dan Jerry Fodor,
selanjutnya dikenal dengan Katz-Fodor) yang terkenal dengan karya meraka yaitu
“The Structure of Semantic Theory”, yang pertama kali dipublikasikan
pada tahun 1963.
Teori
ini menggunakan fitur yang ditandai dengan (+) dan (-) untuk menandakan ada
atau tiada fitur pada perkataan itu. Selain itu teori ini juga mencoba
menguraikan makna secara detail dan memasukkan unsure yang bertentangan. Penguraian makna berdasarkan teori analisis
komponen memerlukan proses yang berkepanjangan dan berhubungan erat antara yang
satu dengan yang lain.
Teori ini hanya bisa menganalisa
pada suatu kata saja tidak bias menganalisa pada suatu kalimat. Padahal analisa
suatu kalimat lebih penting daripada suatu kata. Kemudian agak sulit untuk
menentukan komponen semantic yang khusus dan tepat untuk menguraikan suatu
makna pada kata. Memang benar kata itu penting, tapi pada prakteknya kita bias
memahami suatu kata dari bentuk kalimatnya bukan bentuk katanya.
- SARAN
Masih banyak
penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan Fodor-Katz. Namun pemakalah tidak
dapat memaparkan semuanya, dan mohon maaf bila terdapat salah tulis dalam
penulisan karya ilmiah. Maka dari itu kami mengharap kritik dan saran dari
pembaca, untuk kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer,2002,Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta)
Goeffrey Leech, ed.Paina Partana, 2003 Semantik, (Yogyakarta ;
Pustaka Pelajar)
http://id.wikipedia.org/wiki/Jerry_Fodor
http://en.wikipedia.org/wiki/Jerrold_Katz
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Jerry_Fodor
[3] Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2002), hal.17
[4] Goeffrey Leech, ed.Paina Partana, Semantik,
(Yogyakarta ; Pustaka Pelajar, 2003), hal. 395
[5] Memiliki dua jenis kaidah ; kaidah
struktur-frase dan kaidah transformasi (mengubah sejenis struktur-pohon menjadi
yang lain seperti struktur aktif menjadi struktur pasif). Lihat Goofrey Leech, semantic,
hal.395 dan 219
[6] Goeffrey Leech, Loc.cit
[7] Lihat! Abdul Chair, Pengantar semantic
bahasa Indonesia, hal.17
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ucapan selamat hari raya idul fitri 2020 atau 1441 H
Hari raya idul fitri dirayakan oleh umat Islam khususnya yang bertepatan pada bulan Syawal, dengan cara saling meminta maaf kepada orang-ora...

-
Blog ini memuat berbagai pengalaman yang telah blogger lalui Mudah-mudahan memberikan manfaat kepada para pembaca atau pengunjung ...