Tuesday, June 25, 2019

Mental grammar Two major goals of psycholinguistic, competence performance and the power of transformation (by Noam Chomsky)


Mental grammar
Two major goals of psycholinguistic, competence performance and the power of transformation (by Noam Chomsky)

A.  Tata bahasa dan psikolinguistik
Dalam kaitannya antara tatabahasa dengan psikolinguistik adalah terletak pada bagaimana penutur (speaker) memproduksi dan memahami kalimat, dan aturan-aturan apa yang mempengaruhinya.
Dalam hal ketatabahasan yang di ucapkan oleh penutur sebagai pemproduksi dan pemahaman sebuah kalimat telah diperkenalkan oleh seorang linguis Amerika yang bernama Noam Chomsky yang dengan teori tata bahasa generatifnya telah membuat sejarah baru dalam psikolinguistik.
Dalam sejarah pertumbuhannya teori Chomsky dapat dibagi kedalam empat fase, yaitu :
1.      Fase generative transformasi klasik yang bertumpu pada buku syntactic struktur antara tahun 1957 sampai dengan 1964.
2.      Teori standar yang bertumpu pada buku Asfect of the theory of syntac antara tahun 1965 sampai dengan 1966.
3.      Fase teori standar yang diperluas antara tahun 1967 sampai dengan 1972
4.      Fase sesudah teori standar diperluas antara tahun 1973 sampai dengan sekarang, seperti teori penguasan ikatan (government and binding theory) yang berkembang semnejak tahun 1981.
Semua fase-fase ini lahir karena adanya kritik, reaksi dan saran dari berbagai pihak dan lebih utama lagi untuk menyempurnakan teori itu.[1]
Menurut Chomsky untuk dapat menyusun tatabahsa dari suatu bahasa yang masih hidup (masih digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada teori umum mengenai apa yang membentuk tatabahasa itu. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pengkajian bahasa membukakan persfektif yang baik dalam pengkajian proses mental (pemikiran) manusia yang dikenal dengan hipotesis nurani oleh Chomsky. Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky yang menyatakan bahwa struktur ucapan tidak hanya mencerminkan tetapi juga menghubungkan setelah pikiran berubah menjadi ucapan dalam arti kata dalam perkembangan pikiran dan ucapan tatabahasa selalu mendahulukan logika dan pikiran.
Dapat kita pahami bahwa struktur bahasa adalah suatu sistem dimana  unsur-unsur bahasa diatur dan dihubugkan satu dengan yang lainnya. Dalam menghubungkan unsur tersebut dikenakan peraturan tertentu, yaitu tatabahasa sedemikian rupa sehingga hubungan tersebut sistematis. Unsur-unsur yang dihubungkan itu terdiri atas isi bahasa dan bentuk bahasa. Isi bahasa adalah apa yang menjadi bahan pembicaraan orang, apa yang kita tangkap dari pembicaraan orang dan itu semua pada umumnya mengenai obyek-obyek dan kejadian-kejadian.
Jadi yang dimaksud dengan tatabahasa dan psikolinguistik disini adalah hal-hal yang menyangkut urutan kata dalam kalimat, peraturan kata-kata dalam suatu kalimat, penyusunan kata dan bagaimana caranya kata-kata dari bahasa itu diucapkan serta bagaimana bunyi-bunyi itu dihubungkan menjadi suatu kata.
B.  Kompetensi dan perpormansi
Tampaknya teori linguistic Chomsky menyangkut adanya pasangan penutur-pendengar yang ideal didalam sebuah masyarakat tutur yang betul-betul merata dan sama. Penutur dan pendengar itu harus menguasai dan mengetahui bahasanya dengan baik. Terjadi suatu tindakan tutur yang memerlukan adanya interaksi dari berbagai faktor. Dalam hal ini kompetensi atau kecakapan linguistik dari penutur –penutur yang menyongkong terjadinya tuturan tadi, hanyalah merupakan faktor saja.
Sehubungan dengan hal itu, Chomsky membedakan adanya kompetensi (kecakapan linguistik) dan performansi (pelaksanaan atau perlakuan linguistik). Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kompetensi itu adalah pengetahuan penutur dan pendengar mengenai bahasanya, sedangkan performansi adalah pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang nyata. Dalam arti kata Kompetensi adalah kapsitas dari pemakai bahasa, sedangkan yang dimaksud dengan performansi adalah penggunaan bahasa secara actual meliputi mendengarkan, berbicara, berfikir dan menulis. Pada kenyataan yang sebenarnya perlu diingat bahwa pertuturan tidaklah betul-betul merupakan respons dari suatu kecakapan, misalnya jika terjadi kesalahan pada awal percakapan, penyimpangan, kaidah tata bahasa atau perubahan yang terjadi di tengah-tengah percakapan.
Jadi kompetensi adalah pengetahuan intuitif yang dipunyai oleh setiap individu mengenai bahsa ibunya (native language). Intuisi linguistik ini tidak begitu saja ada melainkan dikembangkan pada anak sejalan dengan pertumbuhannya, sedangkan performansi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh kompetensi, selain itu juga oleh faktor-faktor lainnya seperti motivasi untuk berbicara, ingatan dan faktor-faktor psikologi lainnya yang juga ikut terlihat.
Kompetensi merupakan bidang studi para ahli bahasa. Interaksi antara kompetensi dengan aspek-aspek lain seperti ingatan, motivasi, performansi (berbicara dan mendengarkan) merupakan bidang garapan studi psikologi.
Chomsky berpendapat bahwa yang penting bagi seorang linguis adalah menelaah data-data penuturan (yang berupa kalimat-kaliamt), kemudian menentukan sistem kaidah yang telah diterima dan dikuasai oleh penutur-pendengar dan yang dipakai dalam penuturan yang sebenarnya. Oleh karena itu teori linguistik itu bersifat mental karena teori ini mencoba menemukan suatu realitas yang menyongkong perilaku bahasa yang sebenarnya terjadi.[2]
Kompetensi atau kecakapan adalah proses generative dan bukan “gudang” yang berisi kata-kata, frasa-frasa atau kalimat-kalimat seperti konsep langue dalam teori linguistik De Saussure. Kompetensi merupakan satu sistem kaidah atau rumus yang dapat kita sebut tata bahasa dari bahasa pentur itu.[3]

C.  Konsep gramatikal
Berbicara dalam masalah konsep gramatikal, disini ada tiga hal yang perlu untuk diketahui yaitu : Teori penguasaan dan ikatan dalam grammar (The Government And Binding Theory Of Grammar), Struktur Dalam (Deep Structure) dan Struktur Luar (Surface Structure).
1.    Teori penguasaan dan ikatan dalam grammar (The Government And Binding Theory Of Grammar)
Pada tahun 1965, Chomsky telah memperkenalkan sebuah teori yang dikenal dengan Asfects of the Theory of Syntax, yang merupakan teori tatabahasa yang menjadi teori standar, ketika teori standar ini menjadi kuat untuk di revisi oleh hasil rumusan-rumusan masa lalu dalam sebuah teori ikatan dan penguasaan. Ini menunjukkan bahwa sebelum adanya teori penguasaan dan ikatan telah ada teori standar.
Sebenarnya pada teori standar itu menyangkut maslah aturan-aturan mengenai sintaksis, semantic dan ponologi. Pada mesing-masing aturan itu secara otomatis di integrasikan dan dihubungkan pada tujuan-tujuannya, bagi setiap kalimat mempunyai sebuah representasi dan deskripsi pada empat level, yaitu level suara (sound level) yang lebih dikenal dengan ponetik, level makna (meaning level) yang lebih dikenal dengan semantic, dan level sintaksis (syntactic level) yaitu struktur dalm dan struktur luar.

2.    Struktur Dalam (Deep Structure) dan Struktur Luar (Surface Structure)
Menurut Chomsky yang sejalan dengan pandangan rasionalis, menjelaskan teorinya bahwa bahasa-bahasa yang ada didunia ini adalah sama (karena di dasari oleh satu sistem yang universal) hanya pada tingkat dalamnya saja yang disebut struktur dalam (Deep Structure). Sedangkan pada tingkat luar atau struktur luar (Surface Structure) bahasa-bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yang mengatur prose-proses untuk memungkinkan aspek-aspek kreatif bahasa bekerja. Apa yang oleh Chomsky disebut inti proses generative bahasa (aspek kreatif) yang terletak pada tingkat dalam ini. Inti proses generative inilah yang merupakan alat semantik untuk menciptakan kalimat-kalimat baru yang tidak terbatas jumlahnya dan dinamai tatabahasa generative.
Hipotesisi nurani yang dikemukakan oleh Noam Comsky yang lebih menekankan pada struktur bahsa-dalam adalah nurani, rumus-rumus itu dibawa sejak lahir. Pada waktu seseorang berada dalam masa kanak-kanak mulai mempelajari bahasa ibu, dia telah dilengkapi sejak lahir dengan satu peralatan konsep dengan struktur bahasa dalam yang bersifat universal. Peralatan konsep ini tidak ada hubungannya dengan belajar atau pembelajaran, misalnya dengan aksi dan perilaku seperti yang dikatakan Piaget, dan tidak ada hubungannya dengan apa yang disebut dengan kecerdasan. Jadi, bahasa dan pemikiran merupakan dua buah sistem yang berasingan dan mempunyai otonomi masing-masing. Seorang anak yang dungu pun akan lancar berbahasa hampir pada jangka waktu yang sama dengan anak-anak yang normal.
Hipotesis nurani yang dikemukakan oleh Chomsky yang berpendapat bahwa struktur dalam bahasa adalah sama tadi dengan meksud Struktur dalam setiap bahasa bersifat otonom dan oleh karena itu tidak ada hubungannya dengan sistem kognisi (pemikiran) pada umumnya termasuk kecerdasan. Hal ini sangat berbeda dengan hipotesis Sapir-Whorf yang menganggap bahwa struktur-sturktur yang mendasari bahasa-bahasa di dunia adalah berbeda-beda. Oleh karena itu, pandangan hidup atau cara berfikir para penutur bahasa-bahasa itu yang tercermin dalam struktur-struktur itu adalah berbeda pula.
Teori umum mengenai hal yang membentuk bahasa menurut Chomsky itu adalah suatu teori ilmiah yang disusun berdasarkan satu korpus ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan asli bahasa itu. Dengan korpus ujaran itu dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan umum atau kaidah-kaidah umum tata bahsa yang dapat digunakan untuk memprediksikan semua ujaran (kalimmat) yang dapat dihasilkan oleh seorang penutur asli bahasa itu.
Dengan arti kata bahwa ketika kita menguasai suatu bahasa dengan baik dikarenakan kita menjadi penutur asli bahasa itu, maka kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas. Kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas itu tidak mungkin dapat diperoleh dengan teori S-R (stimulus-respon)-nya kaum behaviorisme seperti yang dikemukakan oleh Bloomfield karena kita tidak mungkin pernah mendengar kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas.


[1]  Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h.76
[2]  Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik Suatu Pengantar, (Bandung : Refika Aditama, 2009), h. 17-18
[3]  De Saussure juga menyebutkan untuk membedakan antara langue sebagi system konvensi dalam masyarakat dan parol sebagai penggunaan actual konvensi tersebut oleh individu.

No comments:

Post a Comment

Ucapan selamat hari raya idul fitri 2020 atau 1441 H

Hari raya idul fitri dirayakan oleh umat Islam khususnya yang bertepatan pada bulan Syawal, dengan cara saling meminta maaf kepada orang-ora...